Di dalam penyusunan Sustainability Report, terdapat satu elemen yang sangat penting, yaitu stakeholder atau pemangku kepentingan. Siapa mereka, dan mengapa mereka begitu penting dalam konteks keberlanjutan perusahaan?
Menurut laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang berjudul OECD Due Diligence Guidance for Responsible Business Conduct (2018), stakeholder didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang memiliki kepentingan, baik yang terpengaruh atau berpotensi terpengaruh oleh aktivitas organisasi. Dalam konteks bisnis, stakeholder bisa mencakup berbagai pihak seperti mitra bisnis, organisasi masyarakat sipil, konsumen, karyawan, pemerintah, komunitas lokal, investor, pemasok, hingga serikat pekerja.
Dalam standar Global Reporting Initiative (GRI), stakeholder adalah mereka yang memiliki kepentingan sehingga disebut sebagai ‘stake’, yaitu sesuatu yang bernilai/penting bagi individu atau kelompok dan bisa terpengaruh oleh aktivitas perusahaan. Kepentingan tersebut bisa begitu beragam, mulai dari isu ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
Tidak semua kepentingan memiliki bobot yang sama, dan tidak semua kepentingan yang ada harus diperlakukan setara. Misalnya, hak asasi manusia (HAM) adalah kepentingan yang dianggap mendasar karena sifatnya yang inheren dan diatur oleh hukum internasional. Dampak negatif yang paling vital dari suatu organisasi sering kali terkait dengan pelanggaran terhadap HAM.
Kategori Stakeholder dalam SR
Di dalam penyusunan Sustainability Report, stakeholder terdiri dari beberapa kategori dan masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa kategori umum dari stakeholder yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan laporan keberlanjutan:
- Karyawan maupun Pekerja Lainnya. Mereka yang masuk dalam kategori ini di antaranya adalah pekerja di perusahaan itu sendiri maupun pekerja di dalam rantai pasokan perusahaan. Kebijakan dan praktik di perusahaan seperti kondisi kerja, upah, dan keselamatan kerja sangat berpengaruh terhadap mereka. Sebagai contoh, jika perusahaan gagal menyediakan lingkungan kerja yang aman maka akan berdampak langsung pada kesejahteraan pekerja.
- Mitra Bisnis dan Pemasok. Hubungan perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya sangat penting dalam memastikan keberlanjutan perusahaan. Praktik yang tidak bertanggung jawab dalam rantai pasokan bisa menjadi sorotan bagi pemangku kepentingan. Dalam konteks ini misalnya upah buruh yang rendah atau penggunaan bahan baku yang tidak berkelanjutan
- Masyarakat dan Komunitas Lokal. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasi perusahaan juga merupakan stakeholder penting. Aktivitas perusahaan seperti pembuangan limbah, emisi karbon, dan penggunaan sumber daya alam bisa berdampak langsung terhadap kehidupan mereka. Oleh karena itu, keberlanjutan perusahaan harus mempertimbangkan dampak terhadap komunitas lokal, baik dampak negatif seperti polusi maupun dampak positif seperti penciptaan lapangan kerja.
- Investor dan Pemegang Saham. Investor semakin menyadari pentingnya keberlanjutan sebagai faktor penting yang memengaruhi keputusan investasi mereka. Menurut data dari Global Sustainable Investment Alliance (GSIA), lebih dari USD 30,3 triliun aset global dikelola berdasarkan strategi investasi berkelanjutan pada tahun 2022. Hal ini menandakan bahwa perusahaan yang tidak menunjukkan komitmen keberlanjutan kemungkinan akan kehilangan akses ke sumber pendanaan.
- Konsumen dan Pelanggan. Di era modern ini, konsumen semakin peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari produk yang mereka beli. Perusahaan yang transparan dalam praktik bisnis berkelanjutan akan lebih dihargai oleh konsumen yang sadar lingkungan sehingga dapat meningkatkan reputasi dan loyalitas pelanggan atas merek tersebut.
- Serikat Pekerja dan LSM. Organisasi seperti serikat pekerja dan LSM biasanya memainkan peran sebagai representasi mereka yang terkena dampak kebijakan perusahaan tetapi mungkin tidak dapat menyuarakan kepentingan mereka sendiri. Karena itu, kolaborasi perusahaan dengan organisasi serikat pekerja dapat membantu perusahaan agar lebih bisa memahami dan mengelola dampak sosial dari aktivitas mereka.
Mengapa Stakeholder Penting?
Mengidentifikasi dan melibatkan stakeholder dalam penyusunan Laporan Keberlanjutan atau Sustainability Report merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa laporan tersebut akurat dan dapat dipercaya. Dengan melibatkan stakeholder, perusahaan bisa memperoleh informasi penting terkait dampak-dampak yang mungkin tidak disadari sebelumnya, baik dampak positif maupun negatif. Selain itu, pelibatan mereka juga memungkinkan perusahaan untuk memahami risiko yang mungkin timbul dari operasi bisnis yang dijalankan.
Menurut GRI Standards, dampak yang dialami stakeholder bisa bersifat negatif atau positif, tergantung pada bagaimana organisasi menjalankan operasinya. Stakeholder yang terkena dampak negatif akan memerlukan upaya pemulihan atau ganti rugi dari perusahaan. Misalnya, perusahaan bertanggung jawab atas pekerja yang terpapar bahaya di tempat kerja.
Di sisi lain, stakeholder yang menerima dampak positif juga penting untuk diungkap dalam laporan keberlanjutan. Sebagai contoh, warga sekitar atau komunitas lokal yang mendapat manfaat dari program pemberdayaan masyarakat perusahaan merupakan hal penting untuk dilaporkan.
Dalam menyusun Sustainability Report, penting bagi perusahaan untuk mendokumentasikan konsen dari para stakeholder yang terlibat. Transparansi dalam pelaporan keberlanjutan tidak hanya meningkatkan reputasi perusahaan, melainkan juga membantu perusahaan mengidentifikasi risiko dan peluang untuk memperbaiki dampak negatif yang mungkin terjadi.
Di Pratama Institute, kami menyediakan jasa penyusunan Sustainability Report dengan memperhatikan suara dan kepentingan para stakeholder. Dengan pengalaman dalam penyusunan serta penelitian yang mendalam, kami berkomitmen membantu perusahaan mengungkapkan informasi yang relevan dan bermanfaat dalam laporan keberlanjutan mereka. Nantinya, dampak positif yang dirasakan para stakeholder dapat diungkap dengan baik, sedangkan dampak negatifnya dapat diantisipasi di periode berikutnya.