Akuntansi sebagai suatu metode pencatatan kegiatan usaha telah dikenal sejak dahulu. Bahkan konon sejak ribuan tahun sebelum Masehi, aktivitas tersebut sudah dijalankan. Banyak dari catatan kuno tersebut hanya membukukan sebagian dari transaksi usaha. Artinya, tidak lengkap. Catatan tsb meliputi kegiatan perseorangan dan atau kegiatan bersama dengan pemerintah.
Beberapa ahli akuntansi, mendefinisikan akuntansi sebagai proses untuk menginterpretasi, mencatat, meringkas, melaporkan seluruh transaksi keuangan dari suatu entitas tertentu. Dalam perkembangan terakhir akuntansi juga diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah data keuangan menjadi informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Dalam proses mengubah data (transaksi) keuangan menjadi informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan, para akuntan melakukannya dengan sebuah proses yang terstandarisasi. Semua transaksi yang sejenis akan dikelompokkan dan dijumlahkan sebagai sebuah kesatuan informasi. Proses akuntansi ini akan menyederhanakan data yang sangat banyak menjadi sebuah informasi yang mudah diketahui dan bermanfaat. Data tersebut mungkin berasal dari berbagai sumber yang berjauhan namun dengan proses akuntansi tersebut semuanya akan dikompilasi menjadi satu informasi.
Pengguna Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi dipergunakan oleh berbagai pihak sesuai dengan kepentingan masing-masing. Pengguna informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua pihak yaitu pihak intern dan pihak ekstern dari penyaji laporan keuangan. Beberapa pengguna tersebut adalah;
Pemakai Laporan | Kepentingan terhadap informasi akuntansi |
PIHAK INTERNAL Manajemen
Pegawai (buruh) Direksi (pimpinan) |
Sebagai bahan perbaikan kegiatan opersional, penilaian aktivitas masa lalu dan perencanaan masa akan datang.
Sebagai bahan menghitung jumlah bonus akhir tahun. Sebagai bahan penilaian efektivitas pihak manajemen dalam rangka melaksanakan tugasnya. |
PIHAK EKSTERNAL Kreditor
Calon Investor Pemerintah |
Sebagai bahan evaluasi untuk keputusan pemberian kredit
Sebagai masukan untuk penentuan investasi Sebagai informasi utama dalam penentuan besarnya kewajiban pajak |
Kelompok Ilmu Akuntansi
Sesuai dengan perkembangan dunia usaha maka disiplin ilmu, karir dan peluang kerja dari profesi akuntansi pun berkembang. Semakin kompleks suatu usaha maka semakin rumit pula praktek akuntansi yang harus diberlakukan. Pada dasarnya perkembangan akuntansi ini sangat relevan dengan pekermbangan disiplin ilmu lain. Beberapa asumsi tersebut diantaranya adalah;
- Prinsip Entitas Ekonomis (Economic Entity). Akuntansi menganut prinsip bahwa terdapat perbedaan antara badan usaha dan pemiliknya. Transaksi yang berkaitan dengan entitas harus dibedakan dengan transaksi yang berkaitan dengan pemilik sebagai pribadi. Walaupun dalam praktek kadang sangat sulit untuk melakukan pemisahan tersebut namun prinsip tersebut harus dijalankan sebagaimana mestinya.
- Prinsip Kehati-hatian (Conservatism). Apabila terjadi ketidakpastian dalam pengakuan akuntansi maka tindakan yang dilakukan adalah prinsip kerugian segera diakui sedang laba harus diyakini dahulu kepastiannya. Berbagai aturan dikeluarkan oleh organisasi standar akuntansi untuk mengurangi kesenjangan dari pelaksanaan prinsip tersebut agar tidak disalahgunakan.
- Prinsip Kelangsungan Hidup (Going Concern). Usaha yang didirikan akan berlangsung dalam waktu yang tak terbatas dan tidak ada keinginan dari pemilik untuk menghentikan usaha tersebut. Sebagai akibatnya, informasi akuntansi semestinya menginformasikan sesuatu yang bernilai untuk mencapai tujuan pada masa mendatang.
- Prinsip Periodisasi Akuntansi (Accounting Period). Karena pemilik usaha memerlukan informasi sesegera mungkin dan tidak menunggu sampai usaha selesai maka laporan keuangan akan dilaporkan dalam jangka waktu tertentu. Periode yang dipilih biasanya adalah setahun, walaupun mungkin setengah tahun atau tiga bulan atau bahkan satu hari. Namun pada umumnya periodisasi ini akan mengambil batasan mana yang lebih pendek antara satu tahun atau umur usaha tersebut.
- Prinsip Akrual (Accrual Basis) Kejadian yang dibukukan dalam laporan adalah transaksi yang dianggap sudah selesai dilakukan. Ukuran utamanya adalah kejadian tersebut bagaimana kondisinya. Analisis atas kejadian menjadi titik penting dalam memperlakukan sebuah transaksi. Ukurannya bukan sudah atau belumnya kas diterima atau dibayar. Prinsip ini merupakan bagian yang sangat dipenuhi petimbangan penyaji laporan keuangan.
Penulis: Muhtar Yahya, Ak., MSF., CA., CPSAK., CIFRS., PIA., CMFT