Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Selasa, 13 Mei 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Penerapan ESG dalam Dunia Bisnis Era Modern

Nisa'ul HaqbyNisa'ul Haq
27 Maret 2025
in Artikel, ESG
Reading Time: 4 mins read
124 10
A A
0
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penerapan ESG dalam Dunia Bisnis Era Modern

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks dan terdampak oleh isu-isu global, konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) telah berkembang menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan perusahaan dan investor. ESG bukan sekadar parameter tambahan, tetapi telah menjadi standar yang menentukan daya tahan perusahaan di tengah dinamika ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terus berubah. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan, penerapan ESG tidak hanya mencerminkan tanggung jawab korporasi, tetapi juga merupakan strategi bisnis yang dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan jangka panjang.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tiga pilar utama ESG—lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance)—serta implikasi dan tantangannya dalam dunia bisnis. Beberapa studi kasus perusahaan global juga akan dianalisis guna memberikan perspektif konkret tentang penerapan ESG dalam praktik nyata.

Dimensi Lingkungan (Environmental): Mengelola Dampak Terhadap Planet

Dimensi lingkungan dalam ESG menilai bagaimana perusahaan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan berkontribusi dalam upaya keberlanjutan. Aspek ini mencakup efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, konservasi sumber daya, serta pengelolaan limbah dan polusi.

Tesla menjadi contoh utama perusahaan yang menekankan aspek lingkungan dalam model bisnisnya. Dengan fokus pada kendaraan listrik, Tesla berupaya mengurangi emisi karbon dari transportasi, yang merupakan salah satu penyumbang utama perubahan iklim. Selain itu, Tesla berinvestasi dalam teknologi energi terbarukan, seperti panel surya dan sistem penyimpanan energi melalui baterai Powerwall.

Namun, tantangan tetap ada. Produksi baterai lithium yang menjadi komponen utama kendaraan listrik Tesla masih menimbulkan dampak lingkungan, termasuk eksploitasi sumber daya alam dan kesulitan dalam proses daur ulang. Kritik lain juga muncul terkait rantai pasokan bahan baku yang berpotensi melibatkan eksploitasi tenaga kerja di negara berkembang.

Dari studi kasus ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun inovasi dalam teknologi ramah lingkungan membawa dampak positif, aspek keberlanjutan tidak hanya berhenti pada produk akhir tetapi juga harus mencakup seluruh rantai pasokan dan siklus hidup produk.

Dimensi Sosial (Social): Membangun Hubungan yang Berkelanjutan dengan Masyarakat

Dimensi sosial ESG mengukur bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan, pelanggan, dan komunitas. Faktor-faktor seperti hak asasi manusia, kondisi kerja yang adil, keberagaman tenaga kerja, keselamatan kerja, dan dampak sosial perusahaan menjadi bagian dari penilaian ini.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Apple tidak luput dari tantangan dalam penerapan prinsip ESG. Apple menghadapi kritik terkait kondisi kerja di pabrik pemasoknya, seperti Foxconn di China, di mana ditemukan kasus kerja berlebihan, upah rendah, dan lingkungan kerja yang kurang aman.

Sebagai respons, Apple mulai menerapkan kebijakan ketat terhadap pemasoknya, termasuk pengurangan jam kerja berlebih dan peningkatan kesejahteraan pekerja. Namun, kasus ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya terbatas pada karyawan internal, tetapi juga harus mencakup seluruh rantai pasokannya.

Keberhasilan implementasi ESG dalam aspek sosial sangat bergantung pada seberapa jauh perusahaan bersedia mengawasi dan mengendalikan praktik kerja di seluruh ekosistem bisnisnya.

Dimensi Tata Kelola (Governance): Transparansi dan Etika dalam Bisnis

Tata kelola yang baik mencerminkan bagaimana perusahaan dikelola dengan prinsip transparansi, keadilan, dan akuntabilitas. Aspek ini meliputi struktur dewan direksi, kebijakan anti-korupsi, perlindungan hak pemegang saham, serta kepatuhan terhadap regulasi.

Pada tahun 2015, Volkswagen tertangkap melakukan manipulasi terhadap uji emisi kendaraan diesel mereka, sehingga kendaraan yang diproduksi tampak lebih ramah lingkungan dibandingkan kenyataannya. Skandal ini tidak hanya merugikan perusahaan secara finansial—dengan denda miliaran dolar—tetapi juga menurunkan reputasi Volkswagen di mata konsumen dan investor.

Kasus ini menjadi bukti bahwa tata kelola yang buruk dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi bisnis, baik dalam bentuk kerugian ekonomi maupun hilangnya kepercayaan publik. Transparansi dan etika bisnis bukan hanya keharusan moral, tetapi juga faktor yang menentukan kelangsungan bisnis di jangka panjang.

Integrasi ESG dalam Strategi Investasi

Investor kini semakin mempertimbangkan faktor ESG dalam keputusan investasi mereka. Perusahaan dengan skor ESG yang tinggi dianggap lebih stabil, memiliki risiko lebih rendah, dan berpotensi memberikan keuntungan jangka panjang yang lebih baik.

Beberapa strategi utama dalam investasi berbasis ESG meliputi:

  1. Negative Screening: Menghindari investasi di industri yang tidak berkelanjutan, seperti tembakau dan batu bara.
  2. ESG Integration: Menggabungkan faktor ESG dalam analisis keuangan dan keputusan investasi.
  3. Impact Investing: Berinvestasi pada perusahaan yang secara aktif berkontribusi pada keberlanjutan sosial dan lingkungan.

Sebagai salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, BlackRock telah menjadikan ESG sebagai elemen utama dalam strategi investasinya. CEO BlackRock, Larry Fink, menegaskan bahwa perusahaan yang tidak memperhatikan ESG berisiko kehilangan nilai di masa depan. BlackRock juga mulai menarik investasi dari perusahaan yang tidak memiliki strategi keberlanjutan yang jelas, seperti industri batu bara. Pendekatan ini menunjukkan bahwa ESG bukan lagi sekadar inisiatif sukarela, tetapi telah menjadi faktor penentu dalam keputusan investasi global.

ESG bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis bagi dunia bisnis modern. Perusahaan yang gagal beradaptasi dengan prinsip ESG berisiko kehilangan daya saing dan kepercayaan pemangku kepentingan. Sebaliknya, perusahaan yang mampu mengintegrasikan ESG secara efektif akan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih kuat serta keberlanjutan jangka panjang yang lebih terjamin.

Informasi Jasa Pratama Institute
Penerapan ESG dilaporkan dalam laporan keberlanjutan perusahaan yang wajib dibuat setiap tahunnya. Jika Anda ingin memastikan laporan keberlanjutan perusahaan Anda disusun secara profesional dan menarik, kami di Pratama Institute hadir untuk membantu Anda. Dengan pengalaman dan keahlian dalam penyusunan laporan tahunan yang sesuai dengan standar terbaik, kami menghadirkan dokumen yang informatif sehingga bisa mencerminkan identitas perusahaan Anda. Hubungi kami untuk solusi laporan keberlanjutan yang ciamik!

Tags: ESGKonsultan ESGKonsultan Sustainability ReportPendampingan ESGsosialSustainability Report
Share61Tweet38Send
Previous Post

Moral, Kepatuhan, dan Kepercayaan Publik

Next Post

Diskursus: Sejauh Mana Efektivitas Insentif Fiskal?

Nisa'ul Haq

Nisa'ul Haq

Related Posts

Insentif Pajak
Artikel

Optimalisasi Struktur Denda untuk Kepatuhan Berkelanjutan

13 Mei 2025
uji coba perdagangan karbon difokuskan pada sektor energi, terutama pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Artikel

Efektivitas Kebijakan KRE-T Jakarta dalam Transisi Lingkungan Berkeadilan

9 Mei 2025
SP2Dk
Artikel

Setelah Lapor SPT, Terbitlah SP2DK

9 Mei 2025
Ilustrasi nongkrong
Analisis

Menakar Kebijakan Pajak di Tengah Tren Nongkrong Modern

8 Mei 2025
Artikel

Memahami Penyusunan Transfer Pricing Document Sesuai PMK 172/2023

8 Mei 2025
Artikel

ESG: Jejak Menuju Dunia yang Lebih Berkelanjutan

6 Mei 2025
Next Post
Ilustrasi pemberian insentif fiskal

Diskursus: Sejauh Mana Efektivitas Insentif Fiskal?

Pemutihan Pajak

Keadilan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor

Enron dan Dieselgate: Dua Kasus yang Membentuk Masa Depan ESG dan Tata Kelola Global

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

Popular News

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1460 shares
    Share 584 Tweet 365
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    919 shares
    Share 368 Tweet 230
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    899 shares
    Share 360 Tweet 225
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    743 shares
    Share 297 Tweet 186
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    713 shares
    Share 285 Tweet 178
Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.