Ringkasan Jawaban
Penjualan disertai diskon akan mengurangi harga jual yang seharusnya dan juga berdampak pada berkurangnya DPP PPN. Sepanjang diskon tertera di dalam faktur pajak, nilai DPP akan mengikuti harga penjualan neto. Dengan kata lain, diskon tidak dikenakan PPN karena diskon bersifat mengurangi harga jual. Ketentuan PPN, berfokus pada objek pajaknya yaitu barang kena pajak atau jasa kena pajak. Dengan demikian, baik yang memiliki NPWP maupun tidak memiliki NPWP, besaran PPN terutangnya akan sama yaitu 10% dari DPP.
Pembahasan Lengkap
Terima kasih Bapak Ardi atas pertanyaannya. Di dalam menghitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutang, penjual hanya perlu mengalikan tarif PPN yang berlaku dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebagaimana diatur dalam Pasal 8A ayat (1) UU No. 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah s.t.d.t.d. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (“UU PPN”).
“Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dengan Dasar Pengenaan Pajak yang meliputi Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain.”
(Pasal 8A ayat (1) UU PPN)
Ayat tersebut menyebutkan bahwa DPP meliputi harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor, atau nilai lain. Terkait dengan transaksi penyerahan BKP sebagaimana kasus Bapak Ardi, DPP yang digunakan untuk menghitung PPN terutang adalah harga jual. Sementara itu, definisi harga jual dijelakan dalam Pasal 1 angka 18 UU PPN.
“Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak”
(Pasal 1 angka 18 UU PPN)
Dengan demikian, penjualan disertai diskon akan mengurangi harga jual yang seharusnya dan juga berdampak pada berkurangnya DPP PPN. Sebagai contoh, PT A menjual BKP seharga Rp 1.000.000 dengan diskon sebesar 10% sehingga harga jual setelah diskon menjadi Rp 900.000 (Rp 1.000.000 – Rp 100.000). Harga penjualan neto sebesar Rp 900.000 ini lah yang merupakan DPP dalam menghitung PPN terutang. Sepanjang diskon tertera di dalam faktur pajak, nilai DPP akan mengikuti harga penjualan neto.
Kemudian, terkait perlakuan antara pembeli yang memiliki NPWP dengan Pembeli tanpa NPWP, hal tersebut tidak diatur di dalam ketentuan PPN. Jika kita bicara PPN maka kita fokus pada objek pajaknya yaitu barang kena pajak atau jasa kena pajak. Hal tersebut yang membedakan antara PPN dan PPh. Sesuai ketentuan PPh, memang terdapat perbedaan tarif pajak jika lawan transaksi tidak memiliki NPWP. Oleh karena itu, siapapun pembeli yang bertransaksi dengan toko Bapak, baik yang memiliki NPWP maupun tidak memiliki NPWP, besaran PPN terutangnya akan sama yaitu 10% dari DPP.