Sustainability Report (SR) atau Laporan Keberlanjutan kini menjadi sarana utama perusahaan di dalam menyajikan informasi kepada para pemangku kepentingan terkait langkah-langkah yang diambil untuk menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan. Namun, bagaimana cara menyusun laporan keberlanjutan yang efektif dan relevan dengan tuntutan para stakeholder?
Setidaknya ada 5 tahapan yang nantinya menjadi proses dan siklus di dalam penyusunan SR. Langkah pertama yang harus dilakukan sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menyusun SR yang baik adalah dengan mengidentifikasi prinsip-prinsip keberlanjutan yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Prinsip-prinsip ini harus mencerminkan kepedulian perusahaan terhadap dampak ekonomis, lingkungan, dan sosial dari kegiatan bisnisnya, serta komitmen untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas bisnis perusahaan.
Setelah prinsip-prinsip keberlanjutan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menyusun strategi keberlanjutan yang tepat. Strategi ini harus merinci tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai perusahaan, beserta langkah-langkah spesifik untuk mencapainya.
Sebagai contoh, strategi bisa berupa upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan beralih ke energi terbarukan, mengurangi konsumsi air dan menerapkan sistem daur ulang air dalam proses produksi, atau memastikan keberagaman dan inklusi di tempat kerja dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesetaraan gender dan etnis.
Strategi keberlanjutan perusahaan harus terukur dan dapat dievaluasi secara berkala untuk memastikan progres perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan yang diinginkan.
Ketiga, perusahaan perlu menyusun kebijakan keberlanjutan. Salah satu elemen kunci dalam proses ini adalah menerjemahkan strategi keberlanjutan ke dalam kebijakan keberlanjutan perusahaan yang berisi komitmen perusahaan pada aspek-aspek tertentu terkait keberlanjutan.
Kebijakan keberlanjutan secara umum mencakup empat pilar utama, yaitu ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (governance). Fokus keberlanjutan ekonomi perusahaan adalah mencapai profit dengan cara yang tidak merugikan ekosistem atau masyarakat. Dalam hal ini, bagaimana perusahaan menciptakan nilai ekonomi jangka panjang tanpa menguras sumber daya menjadi suatu isu penting.
Pilar keberlanjutan lingkungan dicapai dengan memastikan agar operasi perusahaan dilakukan dengan memperhatikan dampak yang minimal terhadap lingkungan. Cara-cara yang dapat dilakukan perusahaan misalnya melalui pengurangan polusi, emisi karbon, dan praktik konservasi sumber daya alam.
Pilar keberlanjutan sosial dilakukan dengan mengadopsi praktik-praktik yang mendukung kesejahteraan karyawan, pelanggan, dan komunitas. Selain itu, termasuk aspek sosial adalah inisiatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi perusahaan.
Terakhir, pilar tata kelola atau governance, dicapai dengan menekankan agar perusahaan dikelola dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, transparan, dan akuntabel. Kebijakan perusahaan terkait keberlanjutan perlu ditetapkan dengan baik secara internal dan mengikat tidak hanya pada suatu divisi saja, melainkan untuk seluruh proses bisnis di perusahaan.
Selanjutnya, kebijakan keberlanjutan yang telah disusun perlu diterjemahkan ke dalam praktik operasional keberlanjutan yang konkret. Proses keempat ini adalah situasi di mana strategi dan kebijakan diterapkan di lapangan, misalnya dengan mengurangi penggunaan energi di pabrik, mengadopsi teknologi ramah lingkungan, atau memastikan rantai pasokan yang berkelanjutan.
Penerapan manajemen keberlanjutan yang baik dapat memberikan beberapa manfaat nyata bagi perusahaan, seperti dikemukakan Kurucz dkk. (2009) sebagai berikut:
- Mengurangi biaya dan risiko. Misalnya, efisiensi energi dan pengurangan limbah, yang dapat mengurangi biaya produksi.
- Meningkatkan daya saing. Konsumen semakin yakin memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang punya komitmen pada keberlanjutan.
- Peningkatan reputasi dan legitimasi. Perusahaan yang berkelanjutan lebih dipercaya oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.
- Penciptaan nilai dengan mencari solusi win-win. Perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas sekaligus menjaga ekosistem yang berkelanjutan.
Tahap terakhir dalam proses ini adalah penyusunan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) itu sendiri. SR mengungkap secara komprehensif praktik keberlanjutan yang telah diterapkan perusahaan.
Penting untuk dicatat bahwa laporan yang dibuat tidak hanya berisi informasi mengenai langkah-langkah yang telah diambil perusahaan, tetapi juga bagaimana hasil dari praktik keberlanjutan tersebut dievaluasi terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan awal yang telah ditetapkan. Selain itu, Laporan Keberlanjutan juga harus mencakup target jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Menyusun Laporan Keberlanjutan dengan Bertanggung Jawab
Untuk memastikan bahwa Laporan Keberlanjutan disusun secara akurat dan relevan, perusahaan perlu mengikuti standar yang diakui secara global seperti Global Reporting Initiative (GRI), serta mematuhi regulasi yang berlaku di Indonesia, di antaranya yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebuah laporan yang baik tidak hanya memberikan gambaran tentang apa yang telah dicapai perusahaan, tetapi juga tantangan yang masih dihadapi, serta target masa depan yang ambisius namun realistis.
Di Pratama Institute, kami menyediakan jasa penyusunan Sustainability Report yang sesuai dengan standar GRI dan regulasi OJK. Kami juga telah melakukan riset mendalam yang dipublikasikan di jurnal Scopus Q1 dengan judul “Development of Climate-Related Disclosure Indicators for Application in Indonesia: A Delphi Method Study“. Dengan pengalaman ini, kami siap membantu perusahaan Anda dalam menyusun laporan yang tidak hanya patuh dengan standar, tetapi juga menyoroti kontribusi nyata perusahaan terhadap keberlanjutan jangka panjang.
Mari siapkan Laporan Keberlanjutan Anda bersama kami untuk menciptakan nilai lebih bagi pemangku kepentingan, menjaga citra positif, serta mengambil peran lebih dalam menjaga bumi untuk generasi mendatang.