Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Kamis, 31 Juli 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Apakah Sertifikasi ESG Menambah Nilai Perusahaan?

Dwi PurwantobyDwi Purwanto
28 Juli 2025
in Artikel, ESG
Reading Time: 2 mins read
126 8
A A
0
153
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Isu keberlanjutan telah menjadi arus utama dalam lanskap bisnis global. Perusahaan tidak lagi dinilai hanya dari kinerja keuangan, tetapi juga dari sejauh mana mereka mampu menjalankan tanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik. Konsep ini dikenal dengan istilah Environmental, Social, and Governance (ESG), yang kini menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan oleh investor, konsumen, hingga regulator.

Penerapan prinsip ESG tidak hanya bersifat sukarela. Banyak perusahaan kini mulai mengejar sertifikasi ESG dari lembaga pemeringkat independen seperti Bloomberg, MSCI, atau Sustainalytics sebagai bentuk komitmen terhadap praktik bisnis berkelanjutan. Sertifikasi ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan telah memenuhi sejumlah standar dalam pengelolaan risiko lingkungan, relasi sosial, hingga tata kelola perusahaan.

Pertanyaannya, apakah sertifikasi ESG sekadar simbol atau benar-benar berdampak terhadap nilai perusahaan? Indikasi pasar menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh sertifikasi ESG justru mendapat respons positif dari investor. Pasar cenderung menilai perusahaan-perusahaan ini lebih andal, lebih siap menghadapi risiko jangka panjang, dan memiliki fondasi tata kelola yang kuat.

Salah satu indikator utama dalam menilai nilai perusahaan adalah biaya modal, yakni beban yang harus ditanggung perusahaan untuk memperoleh pendanaan. Biaya ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek dan risiko yang dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan memperoleh sertifikasi ESG, biaya modal mereka cenderung menurun. Artinya, perusahaan dinilai lebih layak didanai dengan tingkat imbal hasil yang lebih rendah. Penurunan ini utamanya terjadi pada biaya ekuitas, bukan utang, yang memperlihatkan bahwa kepercayaan pasar saham terhadap perusahaan meningkat.

Tidak hanya itu, valuasi pasar perusahaan yang dapat diukur melalui rasio Tobin’s Q juga mengalami peningkatan setelah memperoleh sertifikasi ESG. Rasio ini membandingkan nilai pasar dengan nilai buku perusahaan. Kenaikan rasio menunjukkan bahwa pasar memberikan premi atau penilaian tambahan terhadap prospek masa depan perusahaan yang dinilai mampu mengelola keberlanjutan dengan baik.

Hal menarik lainnya, keberadaan sertifikasi ESG itu sendiri sudah cukup untuk memberi pengaruh positif terhadap persepsi pasar, tanpa harus melihat seberapa tinggi skor ESG yang diperoleh. Hal ini menandakan bahwa transparansi dan keterbukaan terhadap penilaian eksternal menjadi faktor penting dalam membangun kepercayaan. Di pasar negara berkembang, seperti Malaysia atau Indonesia, hal ini menjadi sangat relevan mengingat masih terbatasnya akses investor terhadap informasi mendalam tentang tata kelola dan praktik keberlanjutan perusahaan.

Implikasi dari kecenderungan ini cukup jelas. Bagi perusahaan, sertifikasi ESG dapat menjadi strategi bisnis yang tidak hanya berdampak pada reputasi, tetapi juga mendukung efisiensi pendanaan, memperkuat posisi kompetitif, dan membuka peluang investasi dari institusi keuangan global yang semakin selektif terhadap aspek keberlanjutan. Komitmen terhadap ESG juga menjadi sinyal yang kuat bagi konsumen, mitra usaha, dan tenaga kerja tentang arah dan nilai yang dianut perusahaan.

Sementara itu, bagi otoritas dan pembuat kebijakan, tren ini seharusnya menjadi landasan untuk memperkuat regulasi dan infrastruktur pengungkapan ESG di pasar domestik. Dorongan terhadap keterbukaan informasi, sertifikasi independen, dan insentif bagi perusahaan yang patuh pada standar ESG akan memperkuat arsitektur keberlanjutan nasional.

Pengalaman dari berbagai negara menunjukkan bahwa pasar modal semakin memberi penghargaan kepada perusahaan yang serius dalam mengelola risiko nonfinansial. Indonesia, dengan struktur ekonomi dan karakteristik pasar yang mirip dengan Malaysia, dapat mengambil pelajaran dari tren ini untuk memperkuat integrasi ESG ke dalam sistem bisnis dan keuangan nasional.

Dengan demikian, sertifikasi ESG bukanlah sekadar formalitas. Sertifikat tersebut terbukti memiliki daya pengaruh terhadap persepsi pasar, menurunkan biaya modal, dan meningkatkan nilai perusahaan. ESG bukan hanya menjawab tuntutan moral dan sosial, tetapi juga menjadi strategi bisnis yang cerdas dalam menghadapi tantangan ekonomi jangka panjang. Perusahaan yang mampu membaca arah perubahan ini dan bersikap adaptif akan berada selangkah lebih maju dalam kompetisi global yang semakin mengedepankan keberlanjutan.

 

author avatar
Dwi Purwanto
See Full Bio
Tags: ESGKonsultan ESGNilai PerusahaanSertifikasi ESG
Share61Tweet38Send
Previous Post

ESG sebagai Strategi Nilai Jangka Panjang

Next Post

Membongkar Mitos ESG

Dwi Purwanto

Dwi Purwanto

Related Posts

Piagam Wajib Pajak
Artikel

Membangun Keseimbangan Hak dan Kewajiban Melalui Taxpayers’ Charter

28 Juli 2025
Little kid grow plant with eco icon symbolize natural preservation for future sustainable generation by growing plant to reduce carbon emission and using ESG green technology. Reliance
Artikel

Membongkar Mitos ESG

28 Juli 2025
Artikel

ESG sebagai Strategi Nilai Jangka Panjang

28 Juli 2025
Artikel

Tren Implementasi Laporan Keberlanjutan

25 Juli 2025
Source: Freepik
Artikel

Transisi dari ISAE 3000 ke ISSA 5000

23 Juli 2025
Artikel

Standar Pengungkapan Keberlanjutan Resmi Terbit

18 Juli 2025
Next Post
Little kid grow plant with eco icon symbolize natural preservation for future sustainable generation by growing plant to reduce carbon emission and using ESG green technology. Reliance

Membongkar Mitos ESG

Piagam Wajib Pajak

Membangun Keseimbangan Hak dan Kewajiban Melalui Taxpayers' Charter

Pajak

Apa Kewajiban Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Sektor Jasa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

Popular News

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1477 shares
    Share 591 Tweet 369
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    999 shares
    Share 400 Tweet 250
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    955 shares
    Share 382 Tweet 239
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    812 shares
    Share 325 Tweet 203
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    768 shares
    Share 307 Tweet 192
Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.