Di tengah meningkatnya perhatian global terhadap isu keberlanjutan, pelaporan dan penjaminan (assurance) atas informasi lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) semakin menjadi sorotan. Selama bertahun-tahun, International Standard on Assurance Engagements atau ISAE 3000 telah menjadi acuan utama dalam melakukan assurance terhadap laporan non-keuangan, termasuk laporan keberlanjutan.
Namun, perkembangan kebutuhan pasar, regulasi, serta kompleksitas informasi keberlanjutan mendorong lahirnya standar baru, yaitu ISSA 5000 (International Standard on Sustainability Assurance).
ISSA 5000 hadir sebagai jawaban atas perlunya kerangka kerja assurance yang lebih spesifik, relevan, dan dapat diterapkan secara luas untuk informasi keberlanjutan. Standar ini dirancang oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) sebagai standar global yang dapat digunakan oleh praktisi assurance dari berbagai latar belakang profesi.
Berbeda dengan ISAE 3000 yang bersifat generik dan sering disesuaikan secara ad-hoc untuk laporan keberlanjutan, ISSA 5000 secara eksplisit menyasar konteks ESG dan menyediakan pedoman teknis yang lebih tajam, mulai dari perencanaan hingga pelaporan hasil assurance.
Lantas, apa yang terjadi dengan standar sebelumnya, terutama ISAE 3000 dan ISAE 3410? ISAE 3410, yang selama ini digunakan khusus untuk assurance atas pengungkapan gas rumah kaca (GHG), akan dicabut secara resmi setelah ISSA 5000 berlaku efektif. Hal ini disebabkan oleh penggabungan cakupan GHG ke dalam satu standar keberlanjutan terpadu, yakni ISSA 5000.
Sementara itu, ISAE 3000 tetap akan dipertahankan, namun hanya untuk assurance terhadap informasi non-keberlanjutan. Dengan kata lain, jika objek assurance bukan laporan ESG, ISAE 3000 tetap menjadi rujukan yang bisa digunakan.
Kalimat yang sering muncul dalam dokumen resmi IAASB adalah bahwa ISAE 3000 “will continue for assurance on other types of information that is not sustainability information.” Artinya, meski keberadaannya tidak dihapus, penggunaan ISAE 3000 kini lebih terbatas.
ISAE 3000 akan tetap relevan untuk laporan kepatuhan, sistem manajemen risiko, laporan impact evaluation, dan bentuk lain dari pelaporan non-keberlanjutan yang tetap membutuhkan pengujian oleh pihak ketiga yang independen.
Perubahan tersebut memiliki implikasi besar, baik bagi perusahaan maupun penyedia jasa assurance. Bagi perusahaan yang sudah rutin menerbitkan laporan keberlanjutan atau ESG report, keberadaan ISSA 5000 membuka peluang untuk meningkatkan kredibilitas laporan mereka melalui penjaminan berbasis standar internasional yang terkini.
Sementara itu, bagi penyedia jasa assurance, pemahaman mendalam terhadap transisi ini menjadi nilai tambah yang cukup esensial.
Transisi menuju ISSA 5000 juga menandai pengakuan global bahwa informasi keberlanjutan bukan lagi sebatas pelengkap, melainkan bagian tak terpisahkan dari informasi korporat yang bernilai tinggi.
Perusahaan yang merespons perubahan tersebut secara tepat akan memperoleh kepercayaan lebih dari pemangku kepentingan, baik dari investor, pelanggan, maupun regulator. Di sisi lain, perusahaan yang masih menggunakan standar lama tanpa pembaruan bisa dipersepsikan kurang mengikuti perkembangan dan praktik terbaik.
Keberadaan ISSA 5000 menunjukkan komitmen profesi assurance terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam isu-isu keberlanjutan. Transisi menuju ISSA 5000 menandai fase penting dalam perkembangan praktik assurance global, yang kini lebih selaras dengan tuntutan pemangku kepentingan dan kompleksitas data keberlanjutan.
Pemahaman atas standar ISSA 5000 ini menjadi esensial bagi siapa pun yang terlibat dalam proses penyusunan maupun evaluasi laporan keberlanjutan.