Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Demikian kutipan terkenal dari Pramoedya Ananta Toer. Agar terus eksis sebagai kantor konsultan bisnis dan perpajakan, para pegawai di Pratama Indomitra Konsultan mengikuti kegiatan pelatihan menulis.
Pelatihan bertajuk “Pratama Writing Class” tersebut diselenggarakan di Ruang Training Utama perusahaan. Jumlah pegawai yang turut serta sekitar 20 orang.
Di tengah dunia yang hampir kehilangan keotentikannya akibat serbuan konten-konten akal imitasi atau artificial intelligence (AI), Pratama Indomitra tetap berkomitmen menyajikan tulisan-tulisan berbobot namun tetap otentik. Di antara caranya adalah melalui pelatihan yang diselenggarakan pada Kamis, 7 Agustus 2025 ini.
Penggunaan AI dalam pembuatan tulisan sebetulnya bukan serta merta dilarang. Hanya saja, AI perlu dipandang dan ditempatkan bukan sebagai sumber pengetahuan, namun sebatas alat untuk mempermudah pekerjaan.
Siapa yang tak bosan dengan bahasa robot yang sering kali mengulang informasi, hampir tahu segala hal, tapi tak ada jiwa penulis di sana? Maka kembali pada sesuatu yang mungkin ada cela namun lebih ‘humanis’ atau ‘manusiawi’ tampaknya sudah menjadi kebutuhan di hari-hari belakangan ini.
Sumber: Dokumentasi internalPada sesi kali ini, para peserta didorong untuk kembali menggunakan kemampuan masing-masing, mengetik secara manual dari apa yang terlintas di pikiran. Latihan menulis beberapa paragraf di akhir sesi menjadi bagian penting dari proses otentifikasi ini.
Tulisan ini juga dihasilkan dari sesi singkat tersebut. Kendati waktunya sangat terbatas, yakni hanya sekitar 30 menit, namun sebagian besar peserta juga berhasil menyelesaikan tugas membuat tulisan yang diminta. Tanpa bantuan AI tentunya.
Sebagai salah satu pemateri pada sesi pagi ini, saya percaya bahwa ruh dari sebuah tulisan akan tetap hidup, sepanjang penulisnya hadir di sana. Di era teknologi ini, semoga tetap kita yang memimpin (lead) AI, bukan justru sebaliknya.