Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Selasa, 10 Juni 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Danantara dan Mimpi yang Tertunda

Muhammad Akbar AditamabyMuhammad Akbar Aditama
5 Maret 2025
in Liputan Media
Reading Time: 4 mins read
131 7
A A
0
Danantara

Image by freepik

158
SHARES
2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kontan |4 Maret 2025


Ketika Danantara pertama kali dikemukakan oleh Prof. Sumitro Djojohadikusumo pada akhir 1980-an, ia membayangkan sebuah lembaga investasi nasional yang dapat menghimpun laba BUMN untuk dikelola secara profesional, mendorong kemandirian ekonomi, dan mendukung usaha kecil serta koperasi. Sumitro percaya bahwa dengan adanya Danantara, Indonesia dapat memiliki sumber pembiayaan mandiri untuk pembangunan, mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri, dan menciptakan ekosistem investasi nasional yang berkelanjutan. Namun, Presiden Soeharto kala itu menolak ide tersebut, dengan alasan bahwa Indonesia belum memerlukan skema investasi semacam itu.

Di balik penolakan tersebut, terdapat alasan politis yang lebih kompleks. Soeharto dikenal memiliki kendali kuat terhadap keuangan negara melalui mekanisme yayasan-yayasan yang ia pimpin, seperti Yayasan Supersemar, yang menerima aliran dana dari BUMN. Pembentukan Danantara berpotensi mengalihkan kontrol atas dana tersebut ke lembaga independen yang dikelola secara profesional, sesuatu yang bertentangan dengan pola kepemimpinan Soeharto yang sangat sentralistik. Selain itu, adanya risiko bahwa Danantara akan mengurangi pengaruh politik Orde Baru dalam alokasi sumber daya ekonomi menjadi faktor lain di balik keputusan penolakannya.

Kini, lebih dari tiga dekade kemudian, Indonesia akhirnya membentuk Danantara sebuah Sovereign Wealth Fund (SWF) yang digadang-gadang menjadi pilar investasi negara di luar pajak. Namun, pertanyaannya adalah: Apakah Danantara akan berhasil sesuai harapan atau justru menjadi beban fiskal bagi negara?

Dalam teori, pembentukan SWF seperti Danantara adalah langkah yang masuk akal. Banyak negara telah sukses mengelola dana investasi negara untuk meningkatkan aset nasional. Temasek Holdings di Singapura dan Khazanah Nasional Berhad di Malaysia menjadi contoh bagaimana pengelolaan aset negara yang profesional dapat memperkuat daya saing ekonomi nasional. Jika dikelola dengan baik, Danantara dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pajak sebagai sumber utama pendapatan negara dan mendukung pembiayaan proyek strategis nasional tanpa harus terus bergantung pada utang luar negeri.

Di tengah globalisasi dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi, memiliki SWF yang kuat juga bisa menjadi benteng stabilitas fiskal. Dengan aset yang dikelola dengan baik, keuntungan dari investasi Danantara bisa digunakan untuk berbagai program pembangunan, termasuk infrastruktur, pendidikan, dan teknologi.

Namun, seberapa realistis harapan ini? Sejauh mana tata kelola dan pengelolaan aset Danantara akan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat luas?

Kontradiksi dengan Kebijakan Fiskal

Di saat pemerintah membentuk Danantara dengan modal besar, rakyat justru dihadapkan pada kebijakan efisiensi anggaran (austerity). Pemotongan subsidi energi, pembatasan anggaran sosial, dan wacana peningkatan pajak menjadi kebijakan yang bertolak belakang dengan investasi besar melalui SWF. Jika investasi Danantara gagal atau mengalami tekanan politik dalam pengelolaannya, dampaknya akan langsung berimbas pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB) di Malaysia menjadi pelajaran penting. Awalnya dibentuk sebagai instrumen investasi negara, namun skandal korupsi besar di dalamnya menyebabkan kerugian hingga US$12 miliar. Apakah Indonesia benar-benar siap dengan mekanisme pengawasan yang kuat untuk mencegah hal serupa?

Salah satu kritik utama terhadap Danantara adalah kurangnya kejelasan mengenai bagaimana lembaga ini akan beroperasi secara independen dari kepentingan politik. Sejauh ini, belum ada jaminan bahwa keputusan investasi yang diambil benar-benar berdasarkan analisis ekonomi yang kuat, bukan sekadar kepentingan politik kelompok tertentu.

Namun, ada harapan. Pejabat yang ditunjuk untuk mengelola Danantara terdiri dari individu dengan pengalaman di dunia keuangan dan investasi. Sejumlah nama terkenal dan profesional menambah keyakinan bahwa lembaga ini dikelola dengan pertimbangan ekonomi yang matang.

Namun, tetap ada tantangan besar: Apakah individu-individu ini benar-benar akan bertindak independen, ataukah mereka tetap terpengaruh oleh tekanan politik dan kepentingan elite ekonomi? Dalam budaya politik Orde Baru, Presiden Soeharto hanya menerima masukan dari inner circle-nya, sehingga kebijakan yang diambil cenderung lebih mempertimbangkan stabilitas kekuasaan daripada efisiensi ekonomi. Jika pola ini masih berlanjut dalam pengelolaan Danantara, maka independensi lembaga ini patut dipertanyakan.

Optimisme dan Kewaspadaan

Danantara memang bisa menjadi instrumen yang menjanjikan bagi masa depan ekonomi Indonesia. Namun, jika tidak dikelola dengan benar, proyek ini justru bisa menjadi bom waktu fiskal yang meledak dalam dekade mendatang.

Sejarah menunjukkan bahwa kebijakan investasi negara kerap dipolitisasi dan dikendalikan oleh kepentingan segelintir elit. Jika pengelolaan Danantara tidak diawasi secara ketat dan transparan, maka ia berpotensi menjadi instrumen oligarki baru, di mana keuntungan hanya dinikmati segelintir pihak, sementara rakyat tetap terbebani dengan defisit fiskal dan kebijakan ekonomi yang semakin menekan.

Kini, kita berada di persimpangan jalan: Akankah Danantara menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang membawa kesejahteraan bagi rakyat, atau justru alat yang memperkokoh dominasi kelompok tertentu dalam struktur ekonomi nasional? Apakah kita telah belajar dari masa lalu, atau hanya mengulangi pola kesalahan yang sama dengan wajah yang berbeda? Masa depan kebijakan ini bergantung pada transparansi, pengawasan independen, dan komitmen pemerintah dalam mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan politik sesaat.

Pelajaran dari masa lalu harus menjadi refleksi. Jika pada 1980-an Soeharto menolak Danantara dengan dalih “belum saatnya”, maka sekarang kita harus bertanya: Apakah ini benar-benar saat yang tepat? Atau justru kita sedang mengulang kesalahan dengan cara yang berbeda?


Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul “Danantara dan Mimpi yang Tertunda”, Klik selengkapnya di sini:
https://insight.kontan.co.id/news/danantara-dan-mimpi-yang-tertunda

Tags: DanantaraProf. Sumitro Djojohadikusumo
Share63Tweet40Send
Previous Post

Danantara: Harapan Baru atau Jebakan Fiskal?

Next Post

Efektivitas Regulasi dalam Kebijakan Implementasi CTAS

Muhammad Akbar Aditama

Muhammad Akbar Aditama

Tax Policy Analyst Pratama-Kreston Tax Research Institute

Related Posts

Zakat dan Pajak
Liputan Media

Harmoni zakat dan pajak dalam spirit Ramadhan

18 Maret 2025
Pelaporan SPT
Liputan Media

Lonjakan Lapor SPT: Tren Positif atau Kepatuhan Semu?

14 Maret 2025
Tax Buoyancy
Liputan Media

Pelemahan Daya Respons Penerimaan Pajak

19 Februari 2025
Image by freepik
Liputan Media

Skandal eFishery, Cermin Buram Tata Kelola Perusahaan

17 Februari 2025
Tata kelola Perusahaan
Liputan Media

Revisi Undang-Undang BUMN: Langkah Maju atau Tantangan Baru?

7 Februari 2025
PPN
Liputan Media

Menyoal Keberpihakan dalam Kebijakan Pajak

5 Februari 2025
Next Post

Efektivitas Regulasi dalam Kebijakan Implementasi CTAS

Roadmap Coretax

Urgensi Roadmap Core Tax yang Realistis

Dilema penerapan global minimum tax atau GMT di Indonesia

Dilema Penerapan Global Minimum Tax

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

Popular News

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1467 shares
    Share 587 Tweet 367
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    947 shares
    Share 379 Tweet 237
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    921 shares
    Share 368 Tweet 230
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    766 shares
    Share 306 Tweet 192
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    730 shares
    Share 292 Tweet 183
Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.