Dalam dunia usaha, istilah “laba” dan “keuntungan” sangat familiar karena itulah yang dituju dari setiap operasi bisnis. Namun, bagaimana halnya dengan keuntungan modal (capital gain), apakah sama dengan laba?
Sekilas, laba usaha dan keuntungan modal (capital gain) tampak memiliki makna yang sama, yakni sebagai peningkatan manfaat yang dihasilkan dari biaya/modal yang dikeluarkan. Tulisan ini akan menjelaskan perbedaan keduanya dari sisi akuntansi dan perpajakan.
Di satu waktu, penulis pernah mendapat pertanyaan, “Apakah atas penjualan aktiva mobil inventaris kantor masuk dalam komponen pendapatan usaha atau sebagai keuntungan (pendapatan lain-lain)?” Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu membedakan laba dan keuntungan berdasarkan definisinya.
Laba adalah selisih yang lebih antara pendapatan dengan beban dan biaya (Warren dkk., 2018). Menurut Hamidah (2019), laba merupakan salah satu manfaat ekonomi dengan naiknya suatu equitas yang berasal dari suatu kegiatan pengoperasian suatu perusahaan. Sesuai dengan pengertian tersebut, laba merupakan kelebihan pendapatan dari penjualan barang dan jasa dikurangi biaya-biaya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Lalu bagaimana dengan keuntungan modal (capital gain)? Keuntungan modal (capital gain) diperoleh dari hasil penjualan aset yang dilakukan oleh pemiliknya, terutama aset dalam bentuk saham, obligasi, aset tetap atau properti. Keuntungan ini diperoleh karena adanya perbedaan antara harga penjualan dan harga pembelian aset.
Dengan kata lain, capital gain merupakan suatu nilai keuntungan dari penjualan aset. Akan tetapi, ketika pemilik aset masih memegang atau memiliki aset tersebut (belum dijual), maka hal itu dalam akuntansi sudah bisa disebut dengan keuntungan modal (capital gain) meskipun belum terealisasi. Untuk memberikan pemahaman yang lebih konkret, berikut ini merupakan ilustrasi dari capital gain, baik yang sudah terealisasi maupun yang belum
Contoh capital gain yang sudah terealisasi:
PT DEF memiliki sebuah mobil yang digunakan dalam kegiatan usahanya dengan nilai sisa buku sebesar Rp 50.000.000. Mobil tersebut dijual dan laku dengan harga Rp 60.000.000. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh PT ABC karena penjualan mobil tersebut adalah Rp 10.000.00.
Contoh capital gain yang belum terealisasi:
ABC membeli saham PT XYZ pada 1 Januari 2020 dengan harga RP 1 Milyar. Pada 31 Desember 2023, PT. ABC mengetahui bahwa harga saham PT XYZ yang dibelinya tempo hari sudah bernilai Rp 2 Milyar di pasar saham. Meskipun belum dijual, dapat dikatakan bahwa PT ABC memiliki keuntungan modal (capital gain) sebesar Rp 1 Milyar dari saham yang dimilikinya di PT XYZ.
Setelah memahami pengertian laba dan capital gain, kita akan melihat perbedaan kedua hal tersebut, terutama dilihat dari segi frekuensi, sumber, realisasi, dan perspektif investor. Pertama, dari sisi transaksi bisnisnya, laba merupakan total penjualan usaha dikurangi biaya usaha dalam periode tertentu yang menghasilkan laba secara berulang setiap periodenya. Sementara itu, keuntungan modal merupakan peningkatan nilai suatu aset, baik yang sudah terealisasi maupun yang belum.
Kedua, jika dilihat dari sumbernya maka laba dihasilkan dari suatu pendapatan yang diperoleh dari bisnis normal secara periodik sedangkan keuntungan modal diperoleh dari kegiatan non operasional di luar bisnis yang normal seperti penjualan kendaraan, saham,dan penjualan aset perusahaan lainnya.
Ketiga, laba adalah pendapatan yang sudah jelas terealisasi yang diperoleh dari kegiatan usaha normal Perusahaan sedangkan keuntungan mungkin diperoleh dari peningkatan nilai aset perusahaan yang belum dijual. Walaupun belum terjual, hal tersebut dikategorikan sebagai keuntungan contohnya perusahaan memiliki saham yang nilainya meningkat dibandingkan harga saham pada saat diakuisisi. Hal ini dikatakan sebagai keuntungan yang belum terealisasi, dan terealisasi ketika saham tersebut dijual.
Terakhir, dari sudut pandang investor. Pada umumnya investor melihat performa perusahaan dari laba usaha yang dihasilkan selama beberapa periode. Investor akan melihat apakah investasinya menguntungkan atau tidak dengan melihat tren laba usaha beberapa periode. Sementara itu, investor tidak terlalu memperhatikan keuntungan modal karena sifatnya yang insidentil dan tidak dapat diukur.
Managing Editor: Ernawati