Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Rabu, 16 Juli 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Pemerintah Terbitkan Peraturan Baru, Pajak Emas Batangan Bersiap Mengalami Penuruan Tarif

Pratama IndomitrabyPratama Indomitra
2 Mei 2023
in Artikel
Reading Time: 2 mins read
130 4
A A
0
Ilustrasi emas

Ilustrasi emas

153
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pemerintah baru saja menerbitkan Perturan Menteri Keuangan (PMK) PMK 48/2023 yang mulai berlaku pada Senin, 1 Mei 2023. PMK ini mengatur ulang mengenai ketentuan pengenaan pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN) atas penjualan/penyerahan emas dan jasa yang terkait.

Dwi Astuti selaku Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat menyatakan bahwa diterbitkannya PMK 48/2023 bertujuan untuk memberikan kemudahan, kepastian hukum, kesederhanaan, serta penurunan tarif.

Penurunan tarif tersebut bertujuan untuk mendorong semua pelaku usaha industri emas perhiasan masuk dalam sistem sehingga tercipta level playing field di semua lapisan ekosistem industri emas perhiasan.

Adapun tarif untuk pungutan pajak emas batangan menjadi 0,25 persen. Sebelum PMK 48/2023 terbit, tarif pajak emas batangan dikenakan PPh Pasal 22 sebesar 0,45 persen. Aturan soal pajak emas sebelumnya telah diatur dalam PMK Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain yang mengatur mengenai Pajak Emas Batangan yang ditetapkan sebesar 0,45 persen.

Lebih lanjut, PMK 48/2023 mengatur tentang PPh dan/atau PPN atas penjualan atau penyerahan emas perhiasan, emas batangan, perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas, batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis, serta jasa yang terkait dengan emas dan perhiasan emas perhiasan, emas batangan, perhiasan yang bahan seluruhnya bukan dari emas, batu permata dan/atau batu lainnya yang sejenis, yang dilakukan oleh pabrik emas perhiasan, pedagang emas perhiasan, dan/atau pengusaha emas batangan.

Dalam aturan baru tersebut, pengusaha emas batangan berkewajiban memungut PPh Pasal 22 sebesar 0,25 persen dari harga jual. Namun demikian, sesuai PP 55/2022 terdapat pengecualian pungutan terhadap penjualan kepada konsumen akhir yang diberikan kepada wajip pajak (WP) yang dikenai PPh final, dan WP yang mengantongi Surat Keterangan Bebas (SKB) pemungutan PPh.

Tidak hanya itu, dalam pasal 5 ayat 1 dan 2 PMK 48/2023 pungutan tarif pajak emas ini juga dikecualikan kepada Bank Indonesia (BI) atau penjualan yang melalui pasar fisik emas digital.

Diterbitkannya PMK 48/2023 sekaligus mencabut PMK Nomor 30/PMK.03/2014, mencabut sebagian PMK Nomor 34/PMK.010/2017 Pasal 1 ayat (1) huruf k, Pasal 2 ayat (1) huruf h, dan Pasal 3 ayat (1) huruf I, sekaligus ,emcabut sebagian PMK Nomor 41/PMK.010/2022 pasal 1 ayat (1) huruf k, Pasal 2 ayat (1) huruf h, dan Pasal 3 ayat (1) huruf i.

 

Dihimpun dari berbagai sumber.

Tags: DJPMenkeuPajak EmasPPhPPN
Share61Tweet38Send
Previous Post

Manajemen PPh Badan Jilid 2 : Pemeriksaan Berdasarkan Compliance Risk Management (Free Webinar-115)

Next Post

Mengenal Perpajakaan Berbasis Gender atau Gender Based Taxation (GBT)

Pratama Indomitra

Pratama Indomitra

Related Posts

Ilustrasi e-commerce memungut pajak
Artikel

PMK 37/2025: Marketplace Wajib Pungut Pajak, Ini Aturannya

15 Juli 2025
Artikel

Pentingnya Peran Perusahaan yang Nyata di Tengah Bencana

14 Juli 2025
Artikel

Laporan Keberlanjutan sebagai Pilar Strategi Bisnis Masa Kini

11 Juli 2025
Ke mana larinya uang pajak kita?
Analisis

Ke Mana Larinya Uang Pajak Kita?

10 Juli 2025
pmk-112025
Analisis

Dampak PMK-11/2025 terhadap Penerapan PPN atas Jasa Outsourcing

9 Juli 2025
Padel dan Golf
Artikel

Mengapa Padel Dikenai Pajak Daerah, Sementara Golf Kena PPN

9 Juli 2025
Next Post
Ilustrasi Gender Based Tax

Mengenal Perpajakaan Berbasis Gender atau Gender Based Taxation (GBT)

Ilustrasi pajak PPMSE dan PMSE

Memahami Perbedaan PMSE dengan PPMSE

Ilustrasi penerimaan pajak

Daftar Sektor Penerimaan Pajak yang Berpotensi Tumbuh ke Depan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

Popular News

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1474 shares
    Share 590 Tweet 369
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    981 shares
    Share 392 Tweet 245
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    946 shares
    Share 378 Tweet 237
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    800 shares
    Share 320 Tweet 200
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    754 shares
    Share 302 Tweet 189
Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.