Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Jumat, 18 Juli 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Bagaimana mengkredit PPh pasal 22 pajak marketplace?

153
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

PERTANYAAN

Selamat pagi, saya merupakan pedagang di marketplace, dokumen apa saja yang harus disiapkan oleh pedagang di marketplace untuk mengkreditkan PPh Pasal 22 yang dipungut oleh penyedia marketplace ke dalam perhitungan PPh terutang dan bagaimana mekanisme pengkreditannya?

  • Ibu Halima
Picture of Muhammad Akbar Aditama

Muhammad Akbar Aditama

Tax Policy Analyst Pratama-Kreston Tax Research Institute
PERNYATAAN PENYANGKALAN
Seluruh data dan informasi yang disediakan di dalam Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id bersifat umum dan disediakan untuk tujuan pendidikan saja. Dengan demikian, data dan informasi yang disediakan tidak dapat dianggap sebagai suatu nasihat dari konsultan pajak.
Baca Disclaimer
DISCLAIMER

Ringkasan Jawaban

Bagi pedagang yang telah dipungut PPh Pasal 22 dapat mengkreditkan pungutan tersebut perhitungan PPh terutang di akhir tahun pajak, terdapat beberapa dokumen penting yang harus disiapkan. Pertama, dokumen bukti potong yang diberikan oleh penyedia marketplace yang memuat informasi pemungutan PPh Pasal 22. Kedua, Surat Setoran Pajak (SSP) yang menunjukkan bahwa penyedia marketplace telah menyetor punngutan PPh Pasal 22.

Setelah dokumen lengkap, mekanisme pengkreditan dilakukan melalui pelaporan SPT Tahunan melalui formulir SPT  1770 atau 1771. Dalam formulir SPT, pedagang mengisi jumlah PPh Pasal 22 yang telah dipungut oleh penyedia marketplace sesuai bukti potong dan SSP. Apabila setelah mengisi kredit PPh pasal 22 terdapat kekurangan PPh tertutang, maka selisihnya disetor sendiri oleh pedagang. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran PPh terutang, pedagang berhak mengajukan permohonan pengembalian

Pembahasan Lengkap

Penerapan ketentuan mengenai PPh Pasal 22 oleh penyedia marketplace berawal dari diterbitkannya PMK No. 37 Tahun 2025 (PMK 37/2025). Dalam peraturan ini, setiap omset pedagang yang diperantarai oleh marketplace dikenai pemungutan PPh Pasal 22 sebesar 0,5 %, kecuali apabila omset pedagang tersebut belum mencapai Rp 500 juta. Selanjutnya, marketplace bertanggung jawab untuk menyetor pajak tersebut ke kas negara dan menerbitkan bukti pemungutan berupa dokumen tagihan elektronik kepada pedagang.

Lebih jauh, landasan hukum bagi pedagang di marketplace untuk mengkreditkan PPh pasal 22 yang dipungut oleh penyedia markerplace diatur dalam, dikutip sebagai berikut

“Pajak Penghasilan Pasal 22 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan bagi Pedagang Dalam Negeri.

Dalam hal pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas penghasilan Pedagang Dalam Negeri yang dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, Pajak Penghasilan Pasal 22 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari pelunasan Pajak Penghasilan yang bersifat final bagi Pedagang Dalam Negeri.”

– Pasal 8 ayat (3) dan (4) PMK 37/2025

Berdasarkan ketentuan diatas, bagi wajib pajak pedagang yag menghitung dan membayar PPh sesuai dengan ketentuan umum, PPh pasal 22 yang dipungut penyedia marketplace diperlakukan sebagai kredit pajak tahun berjalan. Sementara itu, bagi wajib pajak pedagang yang memenuhi kriteria UMKM dan menggunakan skema PPh final. Atas pungutan PPh pasal 22 oleh penyedia marketplace diperlakukan sebagai kredit pajak atas pelunasan PPh final.

Sejalan dengan ketentuan tersebut, pedagang di marketplace perlu menyiapkan beberapa dokumen penting agar dapat mengkreditkan pungutan PPh pasal 22. Pertama, pedagang akan menerima dokumen bukti potong PPh Pasal 22 yang berisikan  nomor, tanggal, identitas marketplace dan pedagang, rincian omzet, serta nilai PPh Pasal 22 yang dipungut. Kedua, Surat Setoran Pajak (SSP) yang membuktikan penyetoran pajak oleh marketplace. Setelah menerima dokumen tersebut, pedagang wajib mencatatnya dalam pembukuan sederhana atau buku kas sebagai bukti bahwa pajak telah dipungut dan disetor oleh penyedia marketplace.

Setelah seluruh dokumen dipersiapkan, mekanisme pengkreditan dilakukan melalui pelaporan SPT Tahunan. Dalam formulir SPT 1770 untuk wajib pajak orang pribadi atau 1771 untuk badan, pedagang mencantumkan jumlah PPh Pasal 22 yang dapat dikreditkan berdasarkan dokumen tagihan serta nomor SSP. Sistem perpajakan kemudian secara otomatis mengurangkan kredit pajak tersebut dari PPh terutang, sehingga memudahkan perhitungan dan meminimalkan risiko kesalahan pelaporan.

Bila terdapat selisih kurang antara PPh yang terutang dan PPh Pasal 22 yang dipungut pihak lain, selisih kurang tersebut harus disetor sendiri oleh pedagang. Sebaliknya, jika terdapat selisih kelebihan antara PPh Pasal 22 yang dipungut oleh penyedia marketplace dan PPh yang terutang, pedagang dapat mengajukan selisih kelebihan tersebut melalui permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.

Dengan demikian, pemahaman terhadap landasan hukum, kelengkapan dokumen, serta alur pelaporan yang terstruktur akan membantu pedagang dalam menggunakan PPh Pasal 22 sebagai kredit PPh terutang di akhir tahun pajak sesuai ketentuan PMK 37/2025

Tags: pajak marketplacePedagang di MarketplacePMK 37/2025
Share61Tweet38Send

DISCLAIMER

Seluruh data dan informasi yang disediakan di dalam Konsultasi pratamainstitute.com bersifat umum dan disediakan untuk tujuan pendidikan saja. Dengan demikian, data dan informasi yang disediakan tidak dapat dianggap sebagai suatu nasihat dari konsultan pajak.

Previous Post

Suami-Istri Wajib Gabung NPWP?

Next Post

Penanganan Penurunan Nilai Aset Tetap Sesuai PSAK

Related Posts

Konsultasi

Suami-Istri Wajib Gabung NPWP?

3 hari ago
Image by freepik
Konsultasi

Apakah hibah milik pendiri yayasan termasuk objek pajak?

2 bulan ago
ESG
Konsultasi

Bagaimana Menyusun Sustainability Report Dengan Standar GRI?

2 bulan ago
Jasa konstruksi
Konsultasi

Apakah Jasa Instalasi dan Bangunan dari Perseorangan Selalu Dikenakan PPh Pasal 23?

4 bulan ago
Majalah online
Konsultasi

Aspek PPh dan PPN atas Transaksi Berlangganan Majalah Online dari Luar Negeri

4 bulan ago
Global Minimum Tax
Konsultasi

Bagaimana Penerapan GMT di Indonesia?

4 bulan ago

BACA JUGA

Standar Pengungkapan Keberlanjutan Resmi Terbit

18 Juli 2025
Penurunan Nilai Asset

Penanganan Penurunan Nilai Aset Tetap Sesuai PSAK

18 Juli 2025
Pajak Marketplace

Bagaimana mengkredit PPh pasal 22 pajak marketplace?

16 Juli 2025

Suami-Istri Wajib Gabung NPWP?

Potret Deindustrialisasi Prematur di Indonesia

PMK 37/2025: Marketplace Wajib Pungut Pajak, Ini Aturannya

Pentingnya Peran Perusahaan yang Nyata di Tengah Bencana

Laporan Keberlanjutan sebagai Pilar Strategi Bisnis Masa Kini

Ke Mana Larinya Uang Pajak Kita?

Dampak PMK-11/2025 terhadap Penerapan PPN atas Jasa Outsourcing

Mengapa Padel Dikenai Pajak Daerah, Sementara Golf Kena PPN

Menimbang Pajak Olahraga Bagi Gaya Hidup Sehat Warga

Memahami Akuntansi Persediaan: Teknik dan Metode Efektif

Kenapa Padel Kena Pajak?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Picture of Muhammad Akbar Aditama

Muhammad Akbar Aditama

Tax Policy Analyst Pratama-Kreston Tax Research Institute

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

Popular News

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1475 shares
    Share 590 Tweet 369
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    983 shares
    Share 393 Tweet 246
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    948 shares
    Share 379 Tweet 237
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    803 shares
    Share 321 Tweet 201
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    756 shares
    Share 302 Tweet 189
Next Post
Penurunan Nilai Asset

Penanganan Penurunan Nilai Aset Tetap Sesuai PSAK

Standar Pengungkapan Keberlanjutan Resmi Terbit

Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • ESG
  • Insight
    • Buletin
    • In-depth
    • Working Paper
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.

  • Pernyataan Penyangkalan / Disclaimer

Seluruh data dan informasi yang disediakan di dalam Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id bersifat umum dan disediakan untuk tujuan pendidikan saja. Dengan demikian, data dan informasi yang disediakan tidak dapat dianggap sebagai suatu nasihat dari konsultan pajak.

Pada dasarnya Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id tidak menyediakan informasi yang bersifat rahasia dan hubungan klien – konsultan pajak tidak terjadi. Untuk suatu nasihat yang dapat diterapkan pada kasus yang Anda hadapi, Anda dapat menghubungi seorang konsultan pajak yang kompeten.

Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id tidak dapat digugat maupun dituntut atas segala pernyataan, kekeliruan, ketidaktepatan atau kekurangan dalam setiap konten yang disampaikan dalam Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id.

Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id berhak sepenuhnya mengubah judul dan/atau isi pertanyaan tanpa mengubah substansi dari hal-hal yang ditanyakan.

Artikel jawaban tertentu dari Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id mungkin sudah tidak sesuai/tidak relevan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini.

Kami sarankan Anda untuk mengecek kembali dasar hukum yang digunakan di dalam artikel jawaban Konsultasi tri.pratamaindomitra.co.id untuk memastikan peraturan perundang-undangan yang digunakan masih berlaku.